Dokter hewan? Pasti yang terpikirkan dalam benakmu saat mendengar
profesi itu adalah seorang pecinta hewan. Memang betul mereka adalah
pecinta dan penyayang hewan, tapi apa yang mereka kerjakan dan lakukan
itu lebih dari sekadar mencintai satwa-satwa ciptaan Tuhan. Pamor
mahasiswa Kedokteran Hewan memang belum setenar mahasiswa Fakultas
Kedokteran lainnya, tapi jangan salah, dia punya peran penting di dalam
kehidupan manusia dan juga satwa.
Jadi, bersyukurlah kamu yang punya pacar, gebetan, atau pasangan
seorang calon Dokter Hewan. Ada banyak nilai plus yang layak kamu
pertimbangkan untuk jadi pasangan hidupmu dari dirinya. Apa saja sih
nilai plus dari para calon Dokter Hewan? 12 alasan di bawah ini akan
menjawabnya!
1. Fakultas Kedokteran Hewan Termasuk Langka di Indonesia. Mereka
yang Kuliah di Sini Adalah Orang-Orang yang Paling Terpilih Dalam
Bidangnya
Tahukah kamu, ada berapa universitas di Indonesia yang punya Fakultas
Kedokteran Hewan? Jawabannya adalah, baru sepuluh! Lalu berapa orang
yang diterima setiap tahun? Hanya beberapa ratus orang saja. Sudah
kebayang ‘kan kenapa mereka disebut sebagai orang-orang terpilih?
Well, memang tidak semua orang ingin masuk ke Kedokteran
Hewan, tapi tentu dibandingkan dengan ribuan peminatnya yang meningkat
tiap tahun, jelas sekali kalau mereka yang berhasil masuk ke FKH
bukanlah orang yang biasa-biasa saja. Apalagi kalau di luar negeri,
ternyata masuk Faculty of Veterinary Medicine itu lebih susah
dibandingkan masuk Faculty of Medicine.
Bisa dibilang Mahasiswa Fakultas kedokteran itu limited edition,
nggak banyak ditemui tapi punya kualitas bagus! Jadi kalau kamu punya
pacar anak FKH, kamu nggak mainstream, dan terlebih lagi mereka adalah
generasi-generasi muda terpilih yang punya daya bersaing yang hebat. Dia
pasti mau bersaing dengan orang-orang lain demi ngedapetin kamu dan
juga restu dari orang tuamu!
2. Calon Dokter Hewan Ahli Dalam Melakukan Pendekatan. Mereka Tahu Segala Sesuatu Tidak Bisa Dipaksakan
Nah, kalau yang ini gak usah dipertanyakan lagi. Rata-rata mereka
yang masuk ke FKH karena murni keinginan mereka sendiri — bukan
terpaksa. Dia juga seorang pecinta hewan, entah itu kucing, anjing,
sapi, ular, rubah, dan lain-lain. Bisa jadi rasa cinta dan sayang pada
binatang adalah alasan mereka ingin menjadi Dokter Hewan.
Orang-orang yang bisa mencintai hewan mempunyai cinta yang lebih
tulus dibandingkan mereka yang tidak. Mereka mau memahami semua
perilaku-perilaku hewan yang sama sekali berbeda dengan perilau manusia.
Mereka tahu bagaimana cara mendekati hewan-hewan pemalu dan buas tanpa
harus memaksa dan mengubah perilaku hewan-hewan tersebut.
Bagi mereka, untuk bisa mendapatkan perhatian seseorang sama halnya
dengan mendapatkan perhatian dari seekor hewan, bukan dengan cara
memaksa atau malah berbuat kekerasan, melainkan dengan memberi perhatian
dan kasih sayang. Dia tak akan pernah memaksamu untuk bisa pengertian
kepadanya, apalagi berbuat kekerasan. Dia nggak cuma berusaha
mencintaimu saja, tapi dia juga berusaha untuk membuatmu mencintainya
dengan cara yang lembut.
Mereka bisa mencintai dan menyayangi makhluk ciptaan Tuhan dalam
segala bentuk, spesies, dan perilaku apapun, tentu lebih mudah bagi
mereka untuk mencintai ciptaan-Nya yang sesama manusia, apalagi kepada
dia yang ditakdirkan sebagai partner hidupnya.
3. Saat Bersamanya, Kamu Tak Harus Repot Menutupi Kekurangan. Dalam
Proses Pendidikannya Dia Sudah Pernah Mengalami Banyak Hal yang Lebih
Menggelikan
|
Dia bukan orang yang takut kotor dan jijikan.. via ugm.ac.id |
Pernahkah kamu membayangkan rasanya memasukkan tanganmu ke dalam
tubuh sapi melalui rektumnya (bagian dari usus besar)? Anget-anget
gimana gitu deh1 Pasti bagi sebagian orang hal tersebut terdengar
menjijikkan. Bau, pengen muntah, iyuuhhh deh pokoknya! Awalnya, bagi
para mahasiswa FKH hal tersebut juga hal yang sangat menjijikkan. Namun
seiring dengan berjalannya waktu, merekapun berhasil mengatasi rasa
jijik mereka.
“If I could stomach the awful part of being a
veterinarian, which involves sticking your hand up animals’ behinds, I
would be a vet.” -Allison Janney-
Nah, gimana dengan punya pasangan calon dokter hewan? Jangan
khawatir, karena mereka terlatih menjadi orang yang tidak manja, jadi
mereka bisa dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Mereka
tidak akan pernah jijik dengan kelakuan-kelakuan pasangannya yang jorok.
Dia tak akan langsung ilfil padamu jika dia tahu kalau ternyata kamu
tukang kentut, sendawa, atau ngupil sembarangan. Dia pasti bisa menerima
semua kekurangan dan kelebihanmu dengan tangan terbuka.
4. Bagi Seorang Pecinta Hewan, Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan
Amat Layak Dipacari. Mereka Tahu Bagaimana Harus Memperlakukan Hewan
Dengan Manusiawi
Perkuliahan yang dijalani oleh mahasiswa Kedokteran Hewan selalu
berhubungan dengan berbagai satwa. Dia sudah pasti punya ilmu yang bagus
mengenai berbagai spesies hewan. Nggak hanya penyuka hewan, tapi juga
ahli merawat dan menjaga kesehatan hewan. Kalau kamu juga seorang
penyayang binatang, tentu dia adalah orang yang paling kamu butuhkan di
dunia ini. Dia bakalan sayang dan perhatian dengan hewan peliharaanmu.
Dia tahu bagaimana cara merawat dan menjaga kesehatan peliharaan
kesayanganmu.
Kamu: Sayang.. gimana nih, Bebi (kelinci) dari kemarin
kok lemes ya badannya? Pup nya juga cair gitu. Nafsu makannya turun
banget.
Pacar: Sini aku periksa dulu si bebi. Kalau sampai mencret gitu berarti ada masalah sama pencernaannya. Bebi kemarin makan apa?
Kamu: Aku iseng kasih biskuit oreo kemarin,,
Pacar: Yaaelah.. pantes aja dia sakit! Itu kan bukan makanan kelinci sayang… Kasian si bebinya tau!
Kamu: Ya maaf.. kan nggak tau..
Pacar: yaudah, kita aku beliin obat sama vitaminnya dulu deh biar nggak makin parah
Tuh, kan? Untung saja dia tahu gimana cara nanganin hewan-hewan yang
lagi sakit. Kamu nggak perlu khawatir lagi kalau punya pacar anak
Kedokteran Hewan. Dia bakal sayang, merawat, dan perhatian sama hewan
peliharaanmu. Dia tahu bagaimana memperlakukan hewan dengan cara yang
manusiawi..
4. Mahasiswa Kedokteran Hewan Itu Pemberani. Mereka Selalu Bisa Mengalahkan Rasa Takut Mereka Sendiri
Selain rasa jijik, mereka juga belajar mengatasi rasa takut terhadap
berbagai macam hewan. Walaupun kamu seorang pecinta kucing, bukan
berarti kamu berani pada anjing, ular, atau monyet ‘kan? Dalam
kesehariannya, mereka selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan baru
yang mengharuskan mereka untuk mengalahkan rasa ketakutan mereka
sendiri.
Mereka harus berani berhadapan dengan hewan-hewan yang terkadang
perilakunya bisa berubah buas seketika. Mereka harus berani mengalahkan
rasa takut mereka terhadap hewan yang nggak mereka suka. Bukan hanya
sekadar mengalahkan rasa takut lho! Mereka juga harus bisa membuat
hewan-hewan yang akan mereka tangani jinak dan patuh kepadanya.
Sama hewan buas aja dia berani dan tahu gimana cara menanganinya. Dia
nggak hanya berani karena otot saja, tapi mereka berani karena mereka
memahami lawannya. Dia bisa kamu andalkan di berbagai situasi yang
genting. Saat kamu ajak dia berkenalan dengan keluargamu, atau bahkan
kamu tantang untuk berkomitmen denganmu ke jenjang yang lebih serius,
tentu dia akan dengan sangat berani menerima tantanganmu!
5. Kepekaan Mereka pun Teruji. Memeriksa Pasien yang Tak Bisa
Menjelaskan Keluhannya Mendidik Mereka Jadi Pembaca Tanda Tingkat Dewa
Salah satu kelebihan seorang calon dokter hewan adalah tingkat kepekaan mereka. Coba kita bandingkan 2 skenario berikut:
Skenario 1: Dokter Umum
Dokter : “Selamat siang, ada keluhan apa?”
Pasien : “Siang dok. Sudah seminggu ini saya pusing, mual-mual rasanya.”
Dokter : “Apakah sebelumnya anda sudah memeriksakan ke dokter?”
Dan blablabla dokter melakukan anamnesa terhadap pasiennya.
Skenario 2: Dokter Hewan
Dokter : “Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?”
Klien : “Kucing saya sakit dok, tidak mau makan.”
Dokter : “Baik coba saya periksa dulu.”
Pasien : “Meong, meong..”
Dokter : “Hmm..”
Pasien : “Meooonngg..”
Dokter : “Hmm..”
Klien : “Dokter ngerti kucing saya ngomong apa?”
Dokter : “Enggak lah yaw, saya mana ngerti bahasa kucing. Saya kan peka, cewek saya juga sukanya kode-kodean sih..”
Klien : ??? *lhaaahh… dokternya malah curhat.
Udah kelihatan ‘kan istimewanya Dokter Hewan? Pasien mereka itu
makhluk yang tidak bisa menjelaskan mana yang sakit dan bagaimana
keluhan sakitnya. Jadi seorang dokter hewan harus bisa membaca kode-kode
hewan-hewan yang jadi pasien mereka. Dan itulah yang membuat mereka
jadi lebih peka dari manusia kebanyakan.
Kamu nggak usah takut dia nggak bisa ngertiin apa mau kamu. Tanpa
harus kamu minta untuk pengertian dan perhatian, dia akan ngertiin kamu
dan memperlakukanmu penuh perhatian. Walaupun dia terbiasa menangani
hewan, dia nggak pernah lupa cara memanusiakan manusia, lho!
6. Di Tengah Padatnya Jadwal, Merelakan Waktu Untuk Bertemu Denganmu
Adalah Sebuah Bentuk Kompromi. Kebersamaan Kalian pun Pasti Memiliki
Kualitas Tinggi
Seperti mahasiswa pada umumnya, jadwal padat juga berlaku untuk
mahasiswa FKH. Pagi-siang kuliah, sore praktikum, malam ngerjain laporan
adalah rutinitas setiap hari. Apalagi kalau inhal praktikum dan harus
ngulang praktikum di hari lain. Udah gitu weekend pun dipakai untuk acara kepanitiaan. Trus kapan istirahatnya?
Adek ga kuat, bunuh saja adek di rawa-rawa bang..
Karena itulah, buat kamu yang punya pasangan seorang calon dokter
hewan, maklumilah kalau dia sibuk sehingga kalian jarang ketemu dan
tidak punya banyak waktu untukmu. Tapi yang penting, ketika akhirnya dia
punya waktu dan kalian bisa bertemu, dijamin bakal quality time banget deh!
Dia sudah terlalu jenuh dengan tugas-tugas dan praktikum yang nggak
jauh-jauh dari bermacam-macam satwa. Saat ada jadwal untuk jalan bareng
pasangannya, dia nggak bakal menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Waktu
jalan bareng pacar adalah waktunya untuk ‘get alive‘ sebagaimana manusia-manusia lainnya.
7. Anak Kedokteran Hewan Adalah Pribadi yang Konsisten dengan
Pilihannya. Mereka Tahu Apa yang Dimau dan Tak Keberatan Banting Tulang
Demi Mendapatkannya
Kurang lebih begitulah gambaran beban hidup mereka para calon dokter
hewan. Lama kuliah di kedokteran umum, kedokteran gigi, dan kedokteran
hewan sama-sama 5 tahun, tapi berbeda dengan dokter umum dan dokter gigi
yang hanya mengangani 1 spesies yaitu manusia, mahasiswa Kedokteran
Hewan dituntut untuk belajar berbagai macam spesies hewan yang ada di
muka bumi ini.
Kebayang ‘kan puyengnya? Mereka para calon dokter hewan mengetahui
risiko itu sejak pertama kali melangkahkan kakinya ke pintu masuk FKH,
tapi mereka tetap maju. Oleh karena itu, bersyukurlah jika kamu punya
pasangan calon dokter hewan, karena mereka adalah orang-orang berani,
yang tak pernah takut menghadapi tantangan yang menghadang di depan
mereka.
Saat dia tahu risiko dan kesulitan-kesulitan yang harus dijalani,
mereka tidak mundur teratur. Dia siap menghadapi apa yang sudah menjadi
pilihannya. Dia yakin dengan pilihannya dan mau menanggung semua
risikonya. Saat dia menjatuhkan pilihannya padamu, dia berarti tidak
sedang main-main. Dia memilihmu karena dia tahu bahwa kamulah yang dia
mau dan butuhkan. Walau harus banting tulang dan bersusah payah dahulu,
dia akan terus berjuang demi pilihannya.
8. Dia Tidak Menghafal Bagaimana Sifat dan Tingkah Lakumu, Tapi Dia Lebih Memilih Untuk Berusaha Memahamimu
Karena beban multispesies yang dimiliki para calon dokter hewan, maka
merekapun berevolusi menjadi makhluk yang memahami, bukan menghafalkan.
Ya kali mau ngafalin semua anatomi, fisiologi, blablabla tiap spesies, mending keluar aja deh jadi sales MLM.
Maka dari itu, daripada sekadar menghafal, mereka lebih memilih untuk memahami dari setiap hal yang mereka lihat dan pelajari.
Begitu juga perlakuannya padamu. Dia nggak akan menghafalkan perilaku
dan sifat-sifatmu, tapi dia akan memahami dan mengerti semua hal yang
ada pada dirimu. Jika kamu dan dia berselisih paham, dia juga tak akan
berbelit-belit mempermasalahkan apa yang terjadi, tapi dia lebih memilih
untuk memahami bagaimana situasi dan kondisinya, mengapa itu bisa
terjadi dan bagaimana solusi terbaiknya.
Dengan dia, hubunganmu akan terhindar dari yang namanya drama yang
bertele-tele, karena dia gak akan pernah mempermasalahkan sesuatu yang
nggak penting dalam hidupnya.
9. Banyaknya Materi Kuliah Secara Tak Sadar Membuatnya Dengan Mudah
“Melupakan Masa Lalu.” Kesalahanmu yang Dulu Tak Akan Ribut Diungkitnya,
Dia Lebih Memilih Melepaskannya
Masih berhubungan dengan beban multispesies seorang calon Dokter
Hewan. Karena mereka jago memilah informasi penting, maka mereka juga
jago melupakan informasi yang menurutnya kurang penting. Kuliah semester
1 mah lewat kalau udah masuk semester baru, lupakan, waktunya move on
ke semester 2. Dengan begitu, kamu tidak perlu khawatir kalau punya
pasangan yang mantannya banyak, karena dia kemungkinan besar sudah lupa
kok. Ngapain mikirin yang lalu, mikirin yang sekarang aja udah pusing
maaakk… hehehehe
Skenario mahasiswa FKH yang sedang belajar
Semester 1
A: “Sebutkan saluran pencernaan kuda dari depan ke belakang!”
B: “Oke. Rongga mulut, pharyng, esophagus, ventriculus, duodenum, jejunum, ileum, sekum, kolon, rektum, anus…”
A: “Good!”’
Semester 2
A: “Coba, masih ingat ga, saluran pencernaan kuda?”
B: “Emm.. Aku tau, rongga mulut, pharyng, esophagus, rumen, reti-“
A: “Hei, kuda kan lambung tunggal, kok ada rumen?”
B: “Oh iya, ulang ya, rongga mulut, pharyng, laryng, trachea..”
A: “Itu kan saluran pernapasan????”
B: “Oh iya, ulang lagi, rongga mulut, testis, epididimis, vas de-“
A: “Loncat aja ke jurang sana!”
10. Tak Sebandingnya Materi Kuliah dan Waktu Belajar Membuat Mereka
Harus Mandiri. Memacari Mahasiswa FKH Berarti Mendampingi Dia yang Kuat
dan Tidak Manja
Terkadang banyaknya materi yang harus dipelajari seorang calon dokter
hewan tak sebanding dengan jam kuliah yang diberikan oleh dosen. Hal
tersebut melatih mereka untuk menjadi pembelajar mandiri, mencari
informasi yang mungkin tidak didapat saat kuliah, dari internet ataupun
literatur.
Selain itu dapat juga belajar dari ukm atau kelompok studi di kampus,
dan juga magang di instasi, peternakan, ataupun di klinik. Mereka pun
terbiasa belajar segala hal secara mandiri, tidak bergantung pada orang
lain lagi. Dia tak hanya berpangku tangan menunggu disuapi pelajaran
oleh dosen, tapi mereka mencari sendiri ilmu yang harus mereka lahap.
Jadi kamu tidak perlu bimbang menentukan pilihan pada mereka. Dia
mandiri dan selalu punya inisiatif demi kemajuan hidupnya. Nggak perlu
khawatir kisah cintamu akan datar-datar saja, karena dia akan mencari
cara untuk bisa membuat hubungan kalian lebih bernilai. Jangan takut dia
manja atau lembek, karena tidak ada dokter hewan yang manja.
11. Walau Profesinya Masih Sering Disepelekan, Para Dokter Hewan
Tetap Bekerja Dengan Penuh Dedikasi. Kalau Sudah Begini, Tak Layakkah
Mereka Dicintai?
Pernah denger Dinas Peternakan? Atau mungkin Menteri Kesehatan? Kalau
yang ada kata Kedokteran Hewannya apa pernah? Paling banter juga
Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan). Mungkin perlu pembaca tahu, sampai
saat ini dokter hewan belum punya otoritas veteriner di pemerintahan.
Karena memang profesi ini masih sering dipandang sebelah mata oleh
pemerintah maupun masyarakat.
Skenario 1
A: “Sekarang kuliah dimana mas?”
B: “Di kedokteran umum tante, hehe”
A: “Waahhh, pasti kamu pinter banget ya. Masih jomblo? Besok nikah sama anak saya aja ya, saya siap jadi mertua kamu.”
Skenario 2
A: “Sekarang kuliah dimana mas?”
B: “Di kedokteran hewan tente..”
A: “Ohh, nyuntik-nyuntik sapi ya berarti? Besok sapi saya juga disuntik ya..”
B: (kok gak dijodohin aja sih sama anaknya? lagian elu kan gak punya sapi? huft!)
Percakapan di atas sudah sering sekali didengar oleh mereka para
calon dokter hewan. Seharusnya orang-orang menyadari, sesungguhnya para
dokter hewan sangat berjasa dalam tiap sisi kehidupan masyarakat.
Daging yang kamu makan misalnya, tanpa dokter hewan yang mengawasi
peredarannya, sangat mungkin terjadi penyakit yang dapat menular ke
manusia. Bahkan kedokteran umum pun juga memerlukan ilmu kedokteran
hewan sebagai kedokteran pembanding. Meskipun begitu, para Dokter Hewan
tak pernah sekalipun menyombongkan jasanya. Mereka tetap sabar dan
rendah hati, ikhlas dan sepenuh hati bekerja walaupun seringkali
dipandang sebelah mata.
Dia tak akan pernah memamerkan kelebihan-kelebihannya padamu. Dia tak
akan pernah pamrih kepadamu atas jasa dan kebaikan yang dia lakukan
untukmu. Dia sudah terbiasa dipandang sebelah mata dan disepelekan.
Karena itulah dia tidak ingin hal yang sama terjadi pada orang-orang
yang dia sayang. Dia nggak akan menyepelekan hal-hal kecil yang sudah
dilakukan oleh orang-orang penting dalam hidupnya.
12. Dengan Segala Kelebihan dan Kekurangannya, Mereka yang Kelak Mendapat Titel ‘drh.’ Adalah Orang yang Layak Kamu Perjuangkan
|
Calon dokter hewan cantik (dokumen pribadi) via hipwee.com |
Calon dokter hewan adalah orang-orang yang selalu berjuang. Dari
sejak masuk kuliah sampai mendapat titel ‘drh.’ bukanlah hal yang mudah.
Mereka adalah orang-orang berani, tak kenal rasa jijik, ulet, telaten,
penyabar, peka, namun tak sombong. Mereka memiliki kepribadian lengkap
yang patut untuk kamu banggakan sebagai seorang pendampingmu.
Mungkin profesi dokter hewan tak akan sekeren dokter umum atau dokter
gigi, tapi jangan pernah lupa bahwa mereka adalah orang-orang
terpilih. Suatu hari, ketika mereka menemukan orang yang berharga dalam
hidupnya, mereka tidak akan pernah segan untuk memperjuangkannya. Oleh
karena itu, sangat tepat bagimu untuk memperjuangkan orang yang mau
berjuang demi kamu.
Mungkin banyak orang yang belum tahu istimewanya mereka calon dokter
hewan. Setelah kamu membaca artikel ini, jika pasanganmu adalah seorang
calon dokter hewan, cobalah katakan “kamu itu istimewa” padanya. Jika
dia gebetanmu, tak perlu menunggu lagi, cepat resmikan hubungan kalian.
Atau jika kamu masih single dan mulai tertarik pada calon dokter hewan,
main-mainlah ke fakultas mereka. Ya kali aja kan jodoh… hehehehe
Artikel ini pernah dimuat di Hipwee dan alhamdulillah sudah dishare oleh 4000+ orang :)