Rasanya
kata telat, molor, ngaret benar-benar tidak pernah lepas dari jam orang
Indonesia. Jujur saya dulu tidak pernah peduli jika ada orang yang telat, masuk
kelas waktu sekolah misalnya, toh yang rugi mereka sendiri, yang ketinggalan
pelajaran dan dihukum oleh bapak guru juga mereka sendiri. Menyebalkan-nya
orang telat baru saya rasakan akhir-akhir ini, ketika saya dihadapkan pada
kehidupan di kampus, terutama di organisasi yang ada di
fakultas saya. Untuk rapat misalnya, rasanya orang yang datang on time selalu
bisa dihitung dengan jari. Sebenarnya, kenapa sih orang telat? Kenapa kita tak
pernah bisa menghapus trademark itu
dari jam waktu kita?
Indonesia = ngaret via http://www.thecrowdvoice.com |
Maaf sekali, judul di atas memang menipu, saya orang yang anti sekali sama telat. Walaupun saya juga manusia yang jauh dari sempurna, setidaknya saya berusaha menjadi orang yang lebih menghargai waktu. Tulisan ini tidak bermaksud menggurui siapapun, ini hanya
sebuah curhatan saya karena saya mulai sebal dengan orang-orang yang telat, yang justru merupakan sahabat saya sendiri.
Kenapa sih orang suka telat?
Rumus waktu orang Indonesia via http://exploregram.com |
Nah,
yang pertama kita bahas, kenapa sih orang suka telat? Kalimat mujarab yang
pertama kali terpikir oleh saya adalah pikiran-pikiran semacam ini, “Entaran aja berangkatnya, palingan yang lain
juga belum pada datang” atau “Ngapain
berangkat jam segini, toh mulainya juga pasti molor”. Jujur saya jijik
mendengarnya. Seakan segala sesuatu yang direncanakan itu toh pasti akan telat
juga. Kenapa kamu yang suka telat berpikir begitu? Tidakkah kamu berpikir
orang yang datang on time waktunya terbuang sia-sia hanya karena menunggu
kamu-kamu orang yang telat? Lebih baik waktunya dia gunakan untuk
mengerjakan laporan yang belum selesai, atau melanjutkan buku yang masih
separuh dibaca. Ya udah kalo gitu ngapain
datengnya kepagian, mending telat aja kayak kita. HEEEIIII, kamu itu ga mikir atau apaaa???? Pengen deh rasanya dorong kamu ke jurang. Mereka on time karena menghargai waktu, mereka on time
karena menghargai kamu! Dan kamu masih berpikir kalau dateng telat itu tidak
apa-apa!
Parahnya orang lain pun menganggap telat tidak apa-apa, lagi pula itu hal biasa
Telat aja semuanya toh udah biasaa~ via malesbanget.com |
Ya,
seiring berjalannya waktu, telat, yang tidak pernah bisa dilepaskan dari
kebiasaan orang Indonesia pun dianggap menjadi hal yang lumrah. Mungkin berbeda
urusannya jika di dunia kerja, di mana mereka yang telat akan mendapat
konsekuensi sehingga mereka akan berusaha untuk datang on time. Tapi bagaimana bila
itu hanya acara UKM yang toh orang-orangnya cuma temen sendiri, yang nggak
mungkin marahin kamu atau motong gaji kamu. Apalagi kamu cuma anggota misalnya,
bukan ketua atau penanggung jawab yang dituntut harus hadir. Hal itu pun
menimbulkan fitnah keji bagi kamu yang punya teman suka telat, ya udahlah kalau mereka telat, udah biasa
begitu. Mulai sekarang hilangkan pikiran seperti itu. Mulailah untuk
menaruh perhatian pada orang-orang di sekitarmu. Berikan konsekuensi bagi
mereka yang suka telat, jangan jadikan telat adalah hal yang termaafkan begitu saja.
Kalau perlu suruh orang-orang yang suka telat ngerjain laporan kamu yang jadi tertunda. Setidaknya kalau mereka belum bisa merubah mereka sendiri, kamu membantu mereka
berubah dengan paksa. Itung-itung waktumu juga jadi tidak terbuang sia-sia buat nunggu
mereka kan?
Alasan-alasan telat yang kadang tidak masuk akal
Selalu ada alasan untuk telat via http://onlineinternetmarketinghelp.com |
Tidak
dapat dipungkiri bahwa orang telat selalu saja punya alasan. Nah, sekarang kita
bahas alasan-alasan yang kerap muncul ketika orang telat.
Duh, sori ya aku
ketiduran. Kenapa ga pasang alarm? Udah tapi aku tidur lagi, hehe. Lu ga mikir
ya? Trus ngapain pasang alarm kalo ujung-ujungnya tidur lagi? Itu namanya dari
awal emang ga niat! Ya maaf, aku kan
capek banget semalem lembur laporan. Kamu pikir aku juga ga ngerjain
laporan semalem? Kalo udah tau kamu orangnya ga kuat lembur ya makanya
laporannya kerjain dari kemarin-kemarin! Ya
elah gitu aja marah, yang lain juga pada telat kok. Karepmuuuuuu!
Maaf aku telat, tau kan
rumahku jauh. Kamu kan tau kalo dari rumah kamu ke kampus
setengah jam, emang kamu berangkat jam berapa? Kan tadi macet juga di jalan, hehe tau kan kalo daerah X sering macet.
Lha itu tau daerah X sering macet, harusnya kamu perhitungkan dari awal, kalo
di situ sering macet ya berangkat lebih awal, kalo ga ya cari alternatif jalan
lain. Tapi tadi macet banget ga kayak
biasanya, kayaknya gara-gara ada demo deh. Oh ya? Kamu ikutan demo juga ya? Kenapa ga sekalian kamu ikut kebakar sama ban di tengah jalan?
Itu
adalah beberapa alasan klasik yang sering muncul ketika orang telat. Sejatinya
alasan-alasan itu bisa diatasi jika kamu memang niat dan mau berusaha. Hanya
saja masih banyak orang yang menutup mata dan telinga, menganggap bahwa urusan
telat-menelat ini hanya hal sepele. Walau begitu, saya tahu banyak juga yang
memang telat karena memang ada hal yang benar-benar mendesak. Kalau itu
terjadi, satu hal yang harus diingat, jangan lupa memberi kabar pada orang
lain, agar waktu mereka tidak terbuang untuk menunggumu.
Urusan telat-menelat ini memang lebih sering masuk telinga kanan-keluar telinga kiri
Tutup telinga via twitter.com |
Saya
rasa sudah banyak artikel, tulisan, atau mungkin nasihat secara lisan yang
menghimbau orang agar tidak telat. Tapi ya begitulah, tetap saja masih banyak
orang telat yang eksis di dunia ini. Memang tulisan dan nasihat itu masuk telinga
kanan, lalu keluar telinga kiri. Tidak tahan lama. Mungkin sekali dua kali
mereka berubah, tapi melihat temannya ternyata masih sering telat, ikutan suka
telat lagi. Sulit memang, karena memang semua dimulai diri sendiri. Sayangnya
memulai itulah yang sulit sekali. Sering kali orang berharap orang lain dulu
yang mulai, baru dia mau ikut. Kalau
orang lain pada ga telat, oke deh aku juga ga telat. Yah, kalau semua orang
berpikir gitu, orang yang on time mungkin hanyalah mitos. Menjijikkan sekali
melihat orang yang menginginkan perubahan tapi dia sendiri tidak mau berubah.
Kalau sudah begitu, saya mah ga peduli, teruslah jadi orang yang ga
bakalan maju-maju. Jangan pernah berharap Indonesia bisa maju kalo kamu aja ga
mau mengambil langkah pertama!
Emang kenapa sih kalau telat, toh yang penting acaranya jalan
Time is money via http://soekapoera.blogspot.com |
Hmm
oke deh, saya kasih tahu aja beberapa manfaat kamu datang on time. Yang pertama
adalah, tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, baik waktumu maupun waktu orang
lain. Tidak perlu ada pihak yang harus membuang waktunya demi menunggu orang yang masih suka telat. Selain itu, datang on time akan menjadikan waktu
yang dipergunakan lebih efektif. Bagaimana bisa? Bayangkan jika kamu sie acara
yang menjelaskan konsep acara saat rapat, kemudian kamu harus menjelaskan
berkali-kali karena ada orang yang terlambat dan belum tahu konsep acaranya.
Rapatmu yang seharusnya bisa selesai sejam pun menjadi dua jam hanya untuk
mengulang penjelasan yang sebenarnya sudah dibahas di awal. Dan terakhir, yang
paling penting, ketika kamu datang on time, itu berarti kamu menghargai waktu,
dan kamu pun menghargai orang lain juga. Bisa jadi orang lain pun menjadi
termotivasi untuk on time juga karena merasa ga enak orang yang diajaknya
janjian selalu datang tepat waktu.
Ngaret = NO via http://nandosiahaan19.blogspot.com |
Yep,
demikianlah curhatan saya tentang masalah telat-menelat ini. Saya tahu,
meskipun jam ngaret identik dengan jamnya orang Indonesia, bukan berarti semua
orang Indonesia suka nelat. Masih banyak orang yang menghargai waktu, memahami
betapa berharganya setiap detik yang tidak bisa diputar kembali. Saya tidak
peduli sesibuk apapun kamu, saya tidak peduli padatnya jadwal kamu, kalau kamu
memang ada janji atau kesepakatan untuk bertemu dengan orang lain, tolong
datanglah tepat waktu. Terakhir, setelah kamu baca tulisan ini, jangan lupa
dikeluarin lagi, biar siklus telat kembali lagi dan tidak punah sebagai salah satu hal yang dibanggakan bangsa kita!
0 komentar:
Post a Comment