Selamat Tinggal 2015, Salah Satu Tahun Terbaik yang Pernah Ada!

Thursday, December 31, 2015

Hari ini Kamis, 31 Desember 2015. Hari terakhir di tahun ini. Jika banyak orang yang ingin menghabiskan penghujung tahun ini dengan melihat kembang api atau bakar jagung, maka saya memilih untuk menghabiskan malam ini untuk menulis. Menuliskan hal-hal terbaik yang terjadi di tahun ini, agar saya tidak pernah lupa di kemudian hari.
Awal tahun 2015 dimulai dengan meng’koor-acara’i acara Workshop Sapi Potong se-Jawa dan Bali oleh HSTP pada tanggal 21 Februari 2015. Itu adalah pengalaman pertama saya menjadi koor untuk acara besar. Meski mungkin saya belum bisa menciptakan acara yang luar biasa, tapi itu adalah pengalaman yang tidak tergantikan.

Yang paling panjang ya jadi Kabir PSDM HSTP dan Asisten Kesmavet. Ga pernah nyangka bakal berada di posisi itu. Such a big responsibility! Jadi PSDM memperjuangkan 8 proker yang meliputi 3 oprec, 3 procamp dan 2 upgrade. Bekerja sama dengan tim terbaik, Ayak, Ratna, Dody, Ika dan Listy. Kalian terbaik! Pasti bakal kangen momen rumpik cantik bareng kalian :’)
Kalo yang paling ga disangka ya exchange ke Jepang. Awalnya cuma iseng buat daftar SUIJI, taunya lolos. Meski perjuangan buat bisa ke Jepang dari bikin paspor, ngurus macem-macem berkas, sampai nyari bantuan dana ga mudah, tapi semua terbayar. Pengalaman yang ga bisa dibeli, kesempatan yang ga dateng dua kali. Senangnya bisa ke negeri impian. Senangnya bisa bertemu tim Akehama. Semoga bisa kesana lagi tahun depan, atau tahun depan depannya lagi. Aamiin.
Yang ga terlupakan, momen ulang tahun ke-21 tanggal 12 November 2015 kemarin. So many surprise! Dari siang-siang dapet surprise trio boncel, Dede, Mayta, Hayati, dan dapet gincu. Lalu suprise PSDM yang gagal dan kuenya pewarnanya tajem banget. Surprise Irna yang juga gagal. Surprise Kesmavet. Yang ngasih kado, Ayak, mbak Dini, Dede, Divita. Maria dan Nyanyan, teman Akehama yang kirim gambar ucapan lucu banget. Dan semua orang yang ngucapin, kalian adalah alasan Nuha ada di dunia ini!


Ada juga iseng-iseng ikut lomba blog UGM yang ternyata menang tingkat fakultas walau belum menang tingkat universitas. Jadi semangat pengen belajar blogging dan writing!
Dan masih banyak hal-hal baik yang terjadi di tahun ini. Alhamdulillah. Target 2016? Entahlah. Berdoa buat yang terbaik aja. Semoga cepet pendadaran, bisa wisuda. Semoga bisa ke luar negeri lagi, tapi ga minta duit orang tua. Semoga bisa menorehkan lebih banyak prestasi!

10 Alasan Mengapa Menjadi Anggota HSTP adalah Sebuah Jebakan Untukmu

Thursday, November 26, 2015
HSTP atau Himpunan Studi Ternak Produktif merupakan salah satu UKM yang ada di Fakultas Kedokteran Hewan UGM, yang sesuai namanya kelompok studi ini mewadahi minat mahasiswa FKH UGM untuk memperdalam ilmu di bidang ternak produktif. Mumpung tanggal 16 November sampai dengan 12 Desember 2015 HSTP lagi Oprec Anggota Baru, buat kalian yang masih ragu buat join UKM ini, semoga dengan alasan-alasan di bawah ini keraguan kalian akan sirna seketika seperti harapan buat jadian sama gebetan yang ternyata besoknya mau nikah.

1.        Oprec HSTP ribet? Karena pencapaian terbaik perlu USAHA LEBIH
Orang-orang Terpilih HSTP
Oprec HSTP tahun ini memang ribet, dari registrasi, pake ada tes tertulis sama wawancara juga. Tapi ketahuilah bahwa hasil terbaik diperoleh dari perjuangan yang tidak mudah juga. Sebagai contoh ketika kamu melamar beasiswa di luar negeri, kamu perlu punya skor TOEFL minimal 550, yang mungkin tidak kamu butuhkan untuk melamar beasiswa dalam negeri. Pun ketika kamu melamar beasiswa dalam negeri yang mendapat dana beserta pelatihan softskill, akan lebih sulit daripada melamar beasiswa yang hanya mendapat bantuan dana saja.
Begitu juga dengan HSTP. Jika kamu sudah ragu hanya ketika melihat proses yang ribet, maka kamu belum pantas untuk bergabung ke sini. Kamu mungkin tipikal orang malas yang menginginkan berbagai hal bisa kamu raih secara instan. Satu hal yang juga perlu kamu ingat, HSTP tidak mencari orang yang sudah luar biasa, karena di sini kita sama-sama masih saling belajar, tapi HSTP mencari orang-orang yang mau berusaha sampai akhir.

2.        Masuk tahun pertama atau kedua?
HSTP Link
Pertanyaan ini sering menjadi kegalauan mahasiswa tingkat awal. Masuk tahun pertama atau kedua? Ada mahasiswa yang bersemangat sehingga tahun pertama mau mencoba semua UKM di FKH UGM. Ada juga mahasiswa yang di tahun pertama mau liat-liat dulu, kira-kira UKM mana yang asik. Tidak ada yang salah di antara keduanya. Mau tahun pertama atau kedua, yang penting adalah komitmenmu setelah bergabung di situ. Namun, jika kamu mahasiswa yang ingin mencari fokus di masa yang akan datang, lebih baik jika kamu masuk di tahun pertama, sehingga di tahun kedua kamu sudah menemukan UKM mana yang paling sesuai dengan minatmu.

3.        Kata siapa masuk Divisi ‘X’ maka kamu hanya akan belajar seputar ternak ‘X’ aja?
Horse Care Day
Salah besar jika kamu berpikir masuk divisi aquatik kamu hanya akan belajar soal ikan atau udang saja. Kamu tetap punya kesempatan untuk belajar tentang ayam, kuda maupun sapi. Karena HSTP adalah satu kesatuan yang terdiri dari empat divisi, yaitu aquatik, nonruminansia, ruminansia dan unggas, dan setiap anggota HSTP punya kesempatan untuk belajar tentang semuanya. Tentu ketika kamu masuk divisi nonruminansia, pengetahuanmu tentang kuda dan babi akan lebih dibandingkan temanmu dari divisi unggas. Tapi jika kamu punya semangat, bisa banget kok buat belajar lebih tentang divisi lain, dengan mengikuti proker-prokernya atau dengan sharing dengan teman-teman atau kakak angkatan dari divisi lain.

4.        Bersiaplah untuk pengalaman yang luar biasa banyak!
Workshop Sapi Potong
Kamu mahasiswa yang haus akan pengalaman? Kalau begitu cocok banget! Tahun ini saja HSTP mempunyai 20 program kerja lebih! Keren banget kan? Mulai dari pengalaman kepanitiaan sampai skill tentang ternak produktif bisa kamu dapatkan. Dari kepanitiaan acara divisi sampai skala nasional terbuka lebar buat kamu. Mau mencoba merasakan jadi semua sie juga bisa. Kuncinya cuma satu kok, jangan malas!

5.        Kesempatanmu belajar softskill yang tidak didapat di bangku kuliah terbuka lebar
Kampanye ACPTLI 2014
Ini nih salah satu pentingnya ikut organisasi. Soft skill adalah kunci berharga untuk masa depan yang nggak akan banyak kamu dapatkan di bangku kuliah. Akademik memang penting, tapi soft skill juga nggak kalah penting! Kata siapa organisasi bikin akademikmu jelek? Banyak kok anak organisasi yang IP-nya cumlaude. Cobalah tengok anak HSTP, yang asisten lab juga banyak kok, mulai dari makroanatomi, mikroanatomi, farmako, kesmavet, repro, DKV, biokimia, hampir semua lab ada lho!
“Jadilah pegiat, jadilah anak-anak yang aktif. Saya sering mengatakan IP yang tinggi akan mengantarkan Anda pada panggilan wawancara, titik. Tapi kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan kemampuan analitik, hal-hal itu yang akan mengantarkan anda ke masa depan.” – Anies Baswedan
6.        Organisasi adalah pelarian terbaik ketika kamu bosan dengan rutinitas kuliah
UpGrade HSTP 1
Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu bosan dengan kuliah? Nongkrong? Belanja? Traveling? Atau tidur di kosan? Kalau gitu kamu harus coba yang satu ini. Organisasi! Jangan remehkan sebuah organisasi. Naif memang menjadikan organisasi sebagai pelarian ketika kamu lelah, padahal organisasi sendiri sebenarnya melelahkanmu. Tapi kamu harus mencobanya. Karena kadang, melihat orang-orang yang sama-sama berjuang untuk meraih sebuah tujuan dalam sebuah organisasi adalah obat terbaik ketika kamu lelah. Mengetahui bahwa kamu nggak berjuang sendirian.

7.        Kamu mungkin sekarang biasa saja, tapi percayalah kamu punya kesempatan untuk menjadi luar biasa di HSTP
Panitia ACPTLI 2015, Calon-calon Pemimpin Bangsa
HSTP adalah sebuah tempat yang menerima berbagai mahasiswa dalam berbagai kondisi. Entah kamu mahasiswa hitz, mahasiswa tersibuk no. 2 setelah dekan, maupun mahasiswa pendiam dan cupu. Di HSTP semua akan mendapat kesempatan yang sama. Tinggal bagaimana kamu memanfaatkan kesempatan yang diberikan padamu itu. Jika kamu adalah mahasiswa biasa saja, yang ketika diberi tanggung jawab kamu melaksanakan dengan sebaik-baiknya, itu saja sudah cukup untuk memulai sebuah perubahan dalam hidupmu elah bahasanya susah banget dimengerti. Luar biasanya juga ngga sekedar di HSTP aja lho, di luar juga. Ngga percaya? Mau bukti apa? Mapres FKH anak HSTP ada. Exchanger ke luar negeri anak HSTP juga ada. Juara lomba lukis Porsenigama ada pula. Lah, itu kan bakat alami? Biar lah yang penting anak HSTP.

8.        Memperluas link dengan angkatan lain dan perusahaan-perusahaan di bidang ternak produktif bukanlah hal yang mustahil dilakukan
Magang drh. Mukhlas
Ini penting banget terutama buat kamu-kamu yang nantinya pengen kerja di bidang ternak produktif. HSTP sudah didirikan sejak tanggal 2 Agustus 2000, sehingga alumninya sudah menyebar ke mana-mana. Ada juga PKV atau Pengenalan Keprofesian Veteriner, yang merupakan acara tiap tahun magangnya HSTP ke perusahaan, instansi maupun dokter hewan di bidang ternak. Juga ketika mengadakan acara-acara besar gitu, siapa lagi sponsornya kalo bukan perusahaan-perusahaan di bidang ternak?

9.        HSTP adalah tempat berbagi yang tidak pernah membosankan
Akan selalu ngangenin :)
Ketika kamu merasa nyaman dengan suatu hal, kamu akan selalu betah di situ. Kamu akan menjalani apa yang orang lihat sebagai tugas dan kewajiban menjadi sebuah pengabdian. Menemukan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama denganmu. Menemukan tempat berbagi keluh kesahmu. Menemukan orang yang menginspirasimu. Menemukan hal-hal baru. Menemukan mimpi baru.

10.    Kamu akan menemukan teman, sahabat, keluarga dan juga CINTA
PSDM 2014
PSDM 2015
Karena aku telah menemukannya.

Aku memberimu 10 alasan, tapi aku sendiri tidak pernah butuh alasan untuk berada di sini. Bagiku HSTP sudah menjadi bagian dari hidupku. Tanpa membandingkan dengan UKM lain, karena tiap UKM pasti punya kelebihannya sendiri-sendiri, bagiku HSTP adalah tempat terbaik untuk belajar, berbagi, dan berbahagia. Tulisan ini kupersembahkan untuk HSTP, sebagai ucapan terima kasih karena telah menerimaku.


Dari seseorang yang telah diberi kesempatan.

Menulis, Sebuah Cara untuk Menyampaikan

Thursday, October 29, 2015

Akhirnya punya waktu buat nulis lagi. Atau lebih tepatnya mau menyempatkan waktu buat nulis. Sebenarnya, meski sering diejek dipanggil penulis oleh teman-teman saya, saya ini bukan orang yang memiliki kemampuan alami buat nulis. Makanya update-an saya labil, dulu pas awal-awal semangat, tapi sekarang paling sebulan satu atau dua tulisan saja. Hmm benar-benar labil kayak orangnya.

Sebenarnya apa arti menulis buat saya? Apa tujuan saya buat blog? Di sini saya akan sedikit bercerita tentang hobi baru saya ini. Mengapa saya bilang hobi baru? Karena memang saya sejatinya bukan seseorang yang sejak kecil suka nulis. Saya lebih suka membaca. Meski bacaan saya juga hanya standar saja, seperti novel Harry Potter; komik Naruto, One Piece; atau majalah Bobo. Bukan bacaan yang luar biasa seperti buku pelajaran, ensiklopedia, atau buku-buku dengan bahasa yang berat yang susah saya mengerti. Hanya saja saya memang berhasil mempertahankan hobi saya tersebut sampai sekarang. Saya memang lebih senang membelanjakan uang saya untuk membeli buku daripada shopping baju atau sepatu. Makanya jangan heran kalau ketemu saya lagi mbolang sendirian di Gramedia Jogja hehehe..
Lalu mengapa saya tertarik untuk menulis? Ternyata itu adalah quote sederhana dari Raditya Dika:
“Kalau kamu suka baca, mulailah menulis. Suka nonton, mulai bikin video. Beranilah menjadi seorang pencipta, ketimbang hanya penikmat.” – Raditya Dika
Kalimat sederhana itu saya ingat selalu, dan bahkan saya jadikan judul blog saya, Be Creator! Dan kalimat itu juga sejalan dengan motto hidup saya:
“Jangan hanya mengagumi karya orang lain. Cobalah buat karyamu sendiri yang bisa dikagumi orang lain.”
Menurut saya, ada dua tipe penulis berdasarkan tulisan yang dihasilkannya klasifikasi ini saya buat sendiri. Yang pertama adalah penulis fakta, tulisan yang mereka hasilkan merupakan tulisan-tulisan yang memuat sebuah fakta yang dihasilkan dari serangkaian metode tertentu, contohnya seperti karya tulis, paper, jurnal, berita, dan lain-lain. Sedangkan saya sendiri adalah penulis tipe kedua, yaitu penulis imajinatif, yang menulis berdasarkan apa yang ada di pikiran saya. Contoh tulisan yang dihasilkan berupa opini, cerpen, dan tulisan random lainnya. Keduanya memang sama-sama penulis, namun belum tentu tipe pertama bisa menghasilkan sebuah tulisan imajinatif, dan begitu juga sebaliknya. Saya adalah contoh nyatanya, saya merasa kesulitan untuk menulis tulisan ilmiah dan sejenisnya, atau lebih tepatnya karena saya tidak begitu suka dengan tulisan tipe tersebut.
Banyak yang berpikir jika penulis ‘pintar’ adalah yang papernya juara di berbagai kompetisi, atau mampu membuat jurnal internasional, dan sebagainya. Maka jika demikian, mungkin saya ini bukan penulis ‘pintar’. Saya hanya seorang mahasiswa yang kebetulan suka berkhayal dan menuangkannya lewat tulisan. Saya hanyalah orang yang kesusahan menyampaikan pikiran lewat lisan, sehingga menggantinya lewat tulisan.
Saya tidak suka terikat. Sebagai contoh, meski dua artikel saya pernah dimuat di Hipwee, saya tidak pernah berpikir untuk menjadi penulis tetap di Hipwee. Pun ketika kakak angkatan saya menawarkan agar saya mencoba menulis kegiatan UKM saya di majalah, saya tidak tertarik. Menulis bagi saya adalah sebuah bentuk refreshing. Kata orang, jadikanlah hobimu itu pekerjaanmu, maka kamu akan selalu merasa bahagia dengan pekerjaanmu. Lantas, jika suatu hari kita bosan, kita mau lari ke mana? Yap, semua orang punya pendapatnya sendiri, dan bagi saya, biarlah menulis tetap menjadi sebuah hobi.
Meski begitu, kadang aku sadar, bahwa aku juga mengharapkan hal lain selain fun dari menulis. Sebagai contoh mengikuti sebuah kompetisi. Menulis saya berubah dari refreshing menjadi untuk menang. Hal tersebut sejujurnya membuat kualitas tulisan saya menurun. Kalau itu terjadi, saya akan melamun, kemudian teringat sesuatu.
Ada seorang tokoh anime favorit saya, Kaori Miyazono dari Your Lie in April. Dia adalah seorang pemain biola. Baginya musik adalah kebebasan. Dia mengabaikan partitur dan bermain musiknya sendiri. Baginya, musiknya berhasil bukan ketika dia menang di concour, tapi ketika penampilan musiknya mampu diingat oleh penontonnya, dan musik itu sampai ke orang yang dia tuju. Begitu juga dengan tulisanku.
Memenangkan sebuah kompetisi adalah bonus. Tapi tulisanku adalah sebuah kebebasan. Tulisanku tidak berisi sebuah fakta yang dapat merubah dunia. Tulisanku adalah media untuk menumpahkan cerita. Bahagiaku sederhana, ketika tulisanku sampai ke orang tuaku, ke mbak Dini, ke Avita, ke HSTP, dan mereka orang-orang yang berharga bagiku.
Apakah sampai? Aku harap tulisanku ini sampai kalian yang berharga untukku :)

Ketika Nuha Jet Lag!

Wednesday, September 30, 2015

Sudah hampir sebulan lebih tidak mempunyai waktu untuk menulis. Target sebulan minimal membuat satu tulisan hampir aja gagal. Setelah pulang dari Jepang awal September lalu, langsung disibukkan dengan kegiatan kuliah, persiapan pemeriksaan hewan qurban sebagai asisten Kesmavet, juga persiapan proker-proker HSTP. Udah kepikiran buat tulisan pengalaman di Jepang, tapi belum sempat buat nulis. Juga nulis buat PSDM, tapi berhubung janjiku nulisnya pas akhir kepengurusan, jadi emang belum aku buat. Alhasil sekarang malah bingung mau nulis apa -_-
Bisa dibilang habis dari Jepang masih jet lag, belum bisa move on. Alay ya padahal di sana cuma tiga minggu. Balik ke sini rasanya kaget banget. Rutinitas tutorial dan kuliah yang membosankan, rapat tiap malem. Kalau inget pas di Jepang kemarin, rasanya semua itu seperti mimpi saja. Cielah.
Serius bingung mau nulis apa. Mau nulis pengalaman di Jepang, kayaknya bakal banyak banget dan aku butuh waktu luang pas santai. Sedangkan sekarang lagi diburu mau praktikum bedah. Hmmmmmm....
Okedeh, jadi berhubung emang lagi ga begitu niat, tulisan ini biar jadi permulaan tulisanku tentang pengalaman di Jepang. Soooo, tanggal 16 Agustus – 8 September 2015 aku telah melalui perjalanan yang sangat tidak terlupakan di Jepang. Ini spoiler fotonya, and buat tulisannya, tunggu next time yaaa wkwk XD
Nihon!

Hanya Curhatan Mahasiswa Kedokteran Hewan yang Tidak Istimewa [Part 1]

Sunday, August 9, 2015

Semester 6 telah berlalu. Nilai-nilai pun mulai bermunculan di Palawa. Sebelumnya ijinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Nuha Fairusya. Mahasiswa angkatan 2012 yang sedang menuju semester 7, Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Tau UGM, kan? Yap, universitas yang menurut Webometrics no. 1 di Indonesia, jadi pasti yang bisa masuk ke universitas ini adalah pemuda-pemudi yang luar biasa. Bukan, saya bukan mau sombong kok, juastru saya ingin menjadikan tulisan ini sebagai cambukan buat diri saya sendiri, yang sebagai mahasiswa salah satu universitas terkemuka, kok masih saja begini :)
The art being a vet student via tumblr.com
Di FKH, kebetulan angkatan saya adalah angkatan terakhir yang memakai sistem blok, karena angkatan 2013 kembali memakai sistem lama yaitu SKS. Sistem blok sendiri lebih banyak digunakan di fakultas-fakultas seperti Kedokteran Umum dan Kedokteran Gigi. Saya kurang tahu dengan fakultas lain, barangkali ada yang berbeda, tapi kurang lebih begini sistem blok di fakultas saya. Kuliah dibuat per blok, atau gampangnya sudah paketan, blok 1 tentang Ketrampilan Belajar, blok 2 tentang Pra Veteriner, blok 3 tentang Sistem Pencernaan, dst. Total ada 24 blok, dengan rincian per semester 3 blok.
Lalu apa bedanya sistem ini dengan yang lama? Sistem blok lebih bertumpu pada SCL atau Student Centered Learning, jadi mahasiswa lebih banyak belajar mandirinya. Jadwal kuliah saya selama seminggu seperti ini:
Senin                 : Tutorial
Selasa & Rabu   : Kuliah (2-3 jam) dan Praktikum
Kamis                : Tutorial
Jumat                 : Kuliah Pakar
             Tutorial sama kuliah pakar itu apa sih? Kuliahnya cuma 2-3 jam? Wow. Jadi gini alurnya. Senin kita tutorial, semacam diskusi kelompok (biasanya 1 kelompok ±15 orang mahasiswa dan seorang dosen sebagai tutor) membahas sebuah skenario. Skenario tersebut sesuai dengan blok yang diambil (biasanya 1 blok 6 unit pembelajaran, 1 UP = 1 skenario, jadi ada 6 skenario per blok). Dari skenario tersebut kemudian didiskusikan permasalahan yang belum dimengerti, untuk kemudian dijadikan learning objective. Dan tugas kami adalah membuat laporan dari learning objective tersebut yang dikumpulkan hari Kamis. Untuk tutorial sendiri jadwalnya sekitar 2 jam.
            Hari Selasa dan Rabu, kami mendapat kuliah dan praktikum untuk menambah ilmu kami, terutama yang belum dimengerti dari tutorial sebelumnya. Dengan ilmu tersebut, dan ditambah belajar sendiri dari referensi lain, maka kami dapat membuat tugas individu berupa laporan. Di hari Kamis, kami tutorial lagi untuk membahas learning objective yang telah ditentukan kemarin. Apabila masih ada yang belum dimengerti, maka dapat ditanyakan di kuliah pakar. Jadi kuliah pakar pada hari Jumat pada dasarnya adalah diskusi mahasiswa dan dosen untuk membahas yang belum dimengerti dari unit pembelajaran tersebut.
            Jadi saya cuma pengen berbagi cerita aja hahaha. Apa sih kenyataan yang ada? Sistem blok di FKH tersebut sebenernya bagus, tapi SAYANGNYA belum siap diterapkan di FKH. Buktinya saya sendiri. Saya merasa memang ilmu yang saya dapat dikit banget, karena saya dituntut buat belajar mandiri. Lalu tugas individu, yang seharusnya jadi latihan buat skripsi maupun karya ilmiah, isinya COPAS semua! Walaupun ada juga beberapa teman saya yang benar-benar mengerjakan sendiri, dan saya acungi jempol buat mereka. Saya sendiri masuk golongan copas, biasanya saya copas dari laporan kakak angkatan, atau kadang dari internet. Cuma waktu agak niat saja saya nyari-nyari jurnal.
            Saya akui, bukan sistemnya yang salah, saya yang males. Ini penyakit susah sekali disembuhkan memang. Harus diniatin bener-bener. Tapi di lain sisi, sebenernya bukan sepenuhnya salah mahasiswa kok kalau kami copas. Semacam pembelaan memang haha. Kenyataannya memang referensi yang ada terutama di perpustakaan FKH masih sangat terbatas. Dan kadang, waktu niat ngerjain pakai buku, pas dibaca ternyata isinya sama kayak di laporan kakak angkatan. Ya alhasil mending copas, daripada kerja dua kali. Makanya saya berprinsip, ga papa copas, yang penting ngerti, yang penting pemahamannya.
Life cycle via pinimg.com
            Ternyata, walau saya suka nulis, saya memang ga cocok nulis hal yang berbau ilmiah, yang punya aturan di sana-sini, yang harus jelas referensinya. Memang lebih asik jadi penulis bebas deh kalau buat saya hehehe.
            Lain kali saya akan cerita soal hobi menulis saya. Dan masih banyak juga curhatan saya sebagai mahasiswa KH. Tunggu cerita lainnya ya!

[Review] Shigatsu wa Kimi no Uso (Your Lie in April)

Saturday, July 25, 2015
“Did I reach you? I hope so. I truly hope so.”
Shigatsu wa Kimi ni Uso (Your Lie in April) via zerochan.net
Sudah lama ga nonton anime. Rasanya anime sekarang kurang berkualitas terutama dalam segi cerita, atau mungkin lebih tepatnya tidak ada yang menarik buat saya. Sebelum saya menonton Shigatsu wa Kimi no Uso.
Pada tulisan saya ini, saya tidak akan menceritakan tentang sinopsis dari Shigatsu wa Kimi no Uso, tapi saya ingin mengungkapkan pendapat saya mengenai anime tersebut. Mungkin ini pertama kalinya saya nonton anime lagi setelah cukup lama hiatus dari dunia per’anime’an. Saya merasa lama-lama anime kurang menarik, entah karena ceritanya yang terlalu tidak masuk akal, atau karena cerita yang sebenarnya sampah dan populer hanya karena menonjolkan karakter yang ‘imut’. Apalagi anime jaman sekarang lebih terkenal dengan hentai atau ecchi-nya, atau menarik perhatian penonton dengan menonjolkan karakter yang super ganteng atau super cantik. Ironis sekali, padahal saya tau banyak anime yang sebenarnya bagus ceritanya, tapi kebanyakan orang mengenal anime itu sebatas kartun, anime itu ya Naruto, Doraemon, atau Sinchan.
Saya memang orang yang senang cerita yang ngefeel, yang bisa membuat saya terharu atau menangis seperti Anohana, Angel Beats, atau Code Geass. Awalnya, adik perempuan saya yang menonton Shigatsu wa Kimi no Uso, dan saya juga tidak terlalu tertarik buat ikutan nonton. Sampai saya mendengar OST-nya yang bagus-bagus, sayapun iseng cari tahu tentang anime tersebut. Ternyata anime tersebut cukup terkenal, dan ratingnya di MyAnimeList cukup tinggi, yang membuat saya tertarik buat menontonnya.
Demi Tuhan, 22 episode saya selesaikan dalam sehari, dan tiap episodenya tidak pernah bosan. Bahkan tiap episode selalu buat saya ngefeel, terharu. Humornya dapet, romancenya dapet, emosinya dapet. Speechless pokoknya. Dan yang paling membuat saya jatuh cinta adalah heroinenya, Kaori Miyazono. She is just too bright and beautiful. Dan dia adalah heroine tercantik dan terindah menurut saya.
Kao-chan via wakuwaifu.com
Tidak ada adegan tidak senonoh seperti adegan cewek mandi dan telanjang, atau adegan yang memperlihatkan keseksian cewek yang sering muncul di anime-anime, bahkan tidak ada kissu. Tentang perjuangan meraih mimpi, tentang kegagalan dan depresi, tentang persahabatan dan rivalitas, tentang gadis yang membuat jatuh cinta dengan kebohongannya. Tentang musik, yang walaupun bercerita tentang musik klasik yang sebenernya bukan genre favorit saya, tapi dikemas dengan sangat baik sehingga yang nonton tidak merasa bosan sama sekali.
Ending yang tidak terduga, seperti kebanyakan anime, mungkin banyak juga orang yang merasa kecewa. Tapi menurut saya itu sempurna, dan mungkin kalau endingnya berbeda saya tidak akan menangis sampai meler :”
Cerita ini untuk semua orang, yang suka anime maupun tidak, yang menganggap anime itu tontonan anak kecil, atau menganggap anime itu aneh dan tidak nyata, setidaknya, sekali seumur hidup, go watch this anime, you won’t regret it.
Thank you, and Good bye :') via tumblr.com
Shigatsu wa Kimi no Uso (Your Lie in April)

General information
Genre     : comedy, drama, psychological, romance
Website  : www.kimiuso.jp
Episodes : 22
Animation Production : A-1 Pictures
(Source: Anime News Network)

Download Links
Anime subtitle bahasa Indonesia AWSubs
Original Soundtrack Animusic
Lirik OST Animelyrics
(Credit to uploader)

Hei, Can You Stop Comparing Our Profession?

Friday, July 17, 2015

Beberapa bulan lalu, saya iseng ngirim artikel tentang dokter hewan ke Hipwee, yang aslinya berjudul “11 Alasan Mengapa Calon Dokter Hewan adalah Pasangan yang Tepat Untukmu” tapi kemudian setelah melalui editing menjadi “12 Alasan Mengapa Calon Dokter Hewan Bisa Jadi Pacar yang Membanggakan”, dan alhamdulillah mendapat respon yang cukup positif, dimana artikel tersebut sudah dishare sekitar lima ribu orang saat terakhir saya cek, sebelum Hipwee mengalami ‘maintenance’ sehingga jumlah share artikel dimulai dari nol lagi.
Dan saat ini juga sudah banyak tulisan-tulisan tentang veteriner yang ditulis oleh para kolega dokter hewan, yang artinya sudah banyak orang yang menggunakan tulisan sebagai media untuk mengenalkan profesi keren ini. Namun sayangnya, tetap saja masih banyak orang yang memandang sebelah mata. Apalagi di momen lebaran ini ketika bertemu saudara, saya yakin banyak yang mengalami hal seperti saya seperti di bawah ini.
A: Kuliah mana dek?
B: Kedokteran Hewan hehe..
A: Oh kedokteran hewan, itu kucing saya disuntik dong hahaha
B: ._.
Atau, yang paling sering:
A: Kuliah mana dek?
B: Kedokteran hewan hehe..
A: Kedokteran hewan? Kok ga kedokteran manusia aja?
B: ._.
Sejujurnya, pertanyaan itu wajar-wajar saja. Namun kadang jengkel juga kalau ditanyakan terus-menerus. Sebenarnya, orang lain anggap profesi kami itu apa? Atau, apakah menurut orang lain profesi dokter hewan itu ‘lebih rendah’ dibanding dokter manusia? Apakah mereka tidak tahu kalau dokter hewan berperan di banyak sektor kehidupan? Ah, saya tidak tahu. Sesungguhnya saya adalah salah satu dari banyak orang yang gagal masuk ke jurusan Kedokteran Umum, karena saya mungkin memang tidak cukup pintar dibandingkan pesaing-pesaing saya, tapi saya tidak pernah menyesal, dan saya bersyukur bisa masuk ke FKH. Lewat tulisan random ini saya juga tidak bermaksud ‘membela FKH’, saya hanya ingin mengutarakan beberapa pendapat saya (bebas dong, ini kan tulisan saya), agar orang berhenti membandingkan kedua profesi tersebut, karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sendiri.
Doctor and Vet via 123rf.com
1.     Hanya anak-anak yang luar biasa pintar yang bisa masuk FK, dan apalah arti FKH yang ‘katanya’ passing gradenya aja rendah
Ya, yang ini saya akui, karena saya sendiri sudah merasakan ketatnya persaingan masuk FK. Saya tidak mau bersuudzon, walau tidak sedikit orang yang bilang masuk FK bisa ‘lewat jalur belakang’ atau ‘yang penting ada duit’. Saya yakin, mau lewat jalur manapun, mahasiswa FK pasti orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Saya hanya ingin mengubah mindset bahwa mahasiswa FK itu pasti pintar, dan mahasiswa FKH pasti tidak lebih pintar dari mahasiswa FK. Banyak teman-teman saya di FKH yang menurut saya luar biasa brilian. Dan, jangan hanya melihat dari seleksi masuknya, tapi lihat juga dari prosesnya. Masuk FKH mungkin memang lebih mudah dari FK, tapi kuliahnya? Hmm who knows, I mean, one species versus multispecies? Okay okay stop comparing. Saya rasa mau satu spesies atau multispesies sama-sama tidak mudah. Lagipula apa artinya bangga-banggain multispesies kalau perbedaan anatomi sapi dengan kuda saja masih sering lupa?
2.        Lulusan FK pasti sukses, lulusan FKH paling ntar kerjanya nyuntik sapi
Ini nih yang bikin banyak orang tua ngebet banget masukin anaknya ke FK. Pasti sukses katanya. Kalau jadi dokter enak, ntar abis lulus buka praktek aja pasti laku. Pasti banyak duitnya. Hmm iya sih. Hanya saja, sebenernya apa sih arti sukses itu? Kaya? Memang pasti semua orang pengen liat anaknya sukses dan hidupnya berkecukupan. Namun sangat disayangkan jika imej profesi dokter dihubungkan dengan kekayaan. Saya rasa profesi dokter lebih dari sekedar nyari duit. Karena saya akan lebih terharu mendengar kisah dokter yang bekerja di pedalaman daripada dokter yang bekerja di rumah sakit terbesar di Indonesia. You know what I mean, right?
Sedangkan dokter hewan, kerjanya nyuntik sapi katanya. Iya bener kok gapapa. Sebenernya saya ga tau sih nyuntik sapi itu maksudnya nyuntik dalam arti yang sesungguhnya atau maksudnya kawin suntik haha. Tapi toh dua-duanya memang kerjaannya dokter hewan. Tapi ga bener kalo kerjaan kami cuma  nyuntik sapi. Perlu disebutin 33 ranah kerja dokter hewan menurut OIE?
3.        Dokter mengobati manusia, sedangkan Veteriner ‘hanya’ mengobati hewan
Saya tidak masalah dengan pemikiran orang seperti no 1 dan 2, tapi yang ini yang paling tidak bisa saya terima. Banyak orang yang bilang ke saya, “pinter ya pilihnya dokter hewan, jadi nanti kalo salah suntik pasiennya mati kan ga masalah.” Oke, di agama sayapun juga dijelaskan kalau derajat manusia paling tinggi di antara makhluk lain. Tapi lantas menganggap nyawa makhluk lain dengan kata ‘hanya’? Oh please, itu tidak manusiawi sekali. Hewan juga makhluk ciptaan Tuhan, bisa merasakan sakit dan penderitaan. Dan kami dokter hewan menjunjung tinggi Five Freedom!
4.        Anak-anak FK cakep-cakep, anak FKH boro-boro kerjaannya aja tiap hari ke kandang
Yang ini no comment deh haha. Mau dibilang dokter hewan ga cakep juga gua mah kagak peduli. Masih jaman liat fisik?
Pada akhirnya, saya nulis ginian juga paling yang baca temen-temen KH doang. Kecil kemungkinan orang-orang yang masih suka membandingkan kedua profesi tersebut membacanya, karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang tua yang masih berpikir secara konvensional, yang mungkin tidak punya waktu untuk baca tulisan blog atau status di timeline. Saya hanya ingin mengajak kolega saya, jika kalian mengalami kejadian seperti saya, saya sarankan, senyumin aja. Tidak perlu repot-repot menjelaskan siapa dirimu. Suatu hari, buktikan kalau kamu bisa sukses dengan caramu sendiri :)

Karena Kadang, Menyerah adalah Salah Satu Cara untuk Bahagia

Tuesday, June 30, 2015

Kebahagiaan bukanlah sebuah tujuan, melainkan keadaan. Ketika kamu meraih mimpimu, kamu memang merasa bahagia, tetapi belum tentu kesedihanmu otomatis sirna. Faktanya, justru perasaan bahagia ketika kamu berhasil meraih mimpimu adalah salah satu kunci untuk meraih keberhasilan.
Jika suatu kebahagiaan dapat melahirkan kebahagiaan dan kesuksesan, bagaimana cara mendapatkannya ketika seseorang sedang tidak merasa bahagia? Jawabannya sederhana. Menyerah pada hal-hal yang membuat kita jatuh. Ada banyak beban yang seseorang rasakan yang justru dapat membuatnya tidak bisa bahagia. Seseorang dapat sukses ketika bisa menghilangkan beban itu dari hidupnya, dan semua orang dapat melakukannya. Asal seseorang tau beban yang harus berhenti dia pikirkan, maka hidupnya akan lebih bahagia.
Happy! via http://www.writingtimes.co.uk

1.        Give Up Jealousy
Beberapa orang berpikir bahwa membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain itu baik. Memang benar selama niatnya untuk kompetisi, untuk memberikan seseorang tujuan yang akan dia capai. Tetapi hal itu justru akan menimbulkan luka ketika terbentuk perasaan cemburu atau iri hati. Menyerahlah, dan kamu akan punya waktu lebih untuk fokus pada apa yang bisa kamu capai daripada apa yang orang lain capai.
2.        Give up the Fear of Change
Biasanya, walaupun situasi sudah sangat buruk, orang tetap cenderung menolak untuk berubah. Walaupun dia merasa tidak nyaman dengan hidupnya, dia takut pada hal baru. Hilangkan perasaan ini dan terbukalah pada dunia baru.
3.        Giving up Control
Semua orang ingin mengendalikan hidupnya sendiri, tapi tidak semua hal bisa dikendalikan. Kadang sekeras apapun sesorang mencoba, hasilnya belum tentu seperti apa yang dia inginkan. Dengan mengetahui hal ini, maka seseorang akan lebih menerima hal-hal yang hadir di hidupnya.
4.        Give up Overwork Time
Orang cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja. Padahal hidup ini butuh keseimbangan. Mengejar mimpi memang baik, tapi memberi sebagian waktu untuk hal-hal yang penting dalam hidup ini (keluarga, teman, hobi) lebih baik.
5.        Give up Blaming
Sometimes things go wrong, dan orang biasanya enggan merasa bertanggung jawab dan akan mencari pihak yang dapat ia salahkan. Dengan mengalah, kita dapat mencari solusi yang lebih baik dan tidak memperburuk keadaan.
6.        Give up Complaining
Sering mengeluh tidak hanya dapat mengurangi kebahagiaan kita sendiri, tapi juga kebahagiaan orang lain. Berhentilah mengeluh, dan selesaikan masalah dengan solusi yang lebih baik!
7.        Give up the Need to Be Right All the Time
Tidak ada orang yang tahu segalanya, jadi berhentilah merasa jadi orang paling benar di dunia ini. Dan ingatlah bahwa hubunganmu lebih berharga daripada perasaan paling benarmu.
8.        Give up Limiting Beliefs
Kadang orang menyerah pada sesuatu karena merasa tidak mampu dengan keterbatasan yang dia miliki. Hilangkan perasaan ini, dan percayalah bahwa tidak ada yang tidak mungkin.
9.        Give up Bad Friends
Orang akan terpengaruh pada lingkungannya, termasuk teman-temannya. Teman yang buruk akan membuat kita punya kebiasaan dan sikap yang buruk seperti yang mereka lakukan. Karena itu, lebih baik jika jauhi mereka, dan carilah teman yang dapat memberikan inspirasi dan membuat hidup kita lebih baik.
10.    Give up the Past
Masa lalu penuh oleh berbagai macam pengalaman, baik dan buruk. Masa lalu itu untuk membuat kita berkembang. Berhentilah menyesali masa lalu dan mengenangnya setiap saat. Jadikanlah masa lalu pelajaran untuk membuat diri kita menjadi lebih baik.

Artikel ini terinspirasi dari LifeHack. Artikel aslinya bisa dibaca disini.